Article Detail
WORKSHOP PENGKAYAAN POLA PIKIR DENGAN NLP
Pada awal workshop ini Bapak Arif Samil yang kebetulan adalah orang tua murid kelas X SMA Tarakanita 1 ini menerangkan mengenai teori Neuro Linguistic Programming (NLP) yang pada dasarnya adalah teori pembelajaran mengeset pikiran dengan menggunakan bentuk komunikasi atau dengan kata lain seni dan sains mengenai komunikasi. Hal tersebut didasari dengan penjelasan Pigmalion Effect yaitu suatu keyakinan bahwa saat berinteraksi atau ingin mengubah orang lain kita harus punya mind set bahwa orang itu mampu / bisa. Jika kita punya pikiran bahwa orang lain tidak akan bisa melakukan karena kita “cap bodoh†maka hal tersebut akan terus melekat pada orang tersebut, artinya tak akan ada aksi baik dari orang tersebut. Efek dari Pigmalion Effect adalah adanya aksi orang lain akan berubah sehingga berdampak mengubah keyakinan.
Selanjutnya, dalam workshop tersebut Bapak yang sudah malang melintang pada bidang Life – Coach dan Praktisi NLP ini menandaskan pada bentuk komunikasi yang sehat untuk bisa menumbuhkan keyakinan orang lain khususnya peserta didik. Makna dari komunikasi yang Anda lakukan terlihat dari respon yang Anda dapatkan. Jika terjadi penolakan dalam komunikasi artinya menandakan hubungan yang kurang baik. Apa yang terjadi dalam peta pemikiran Anda terhadap orang lain sebetulnya masih dangkal karena kita harus melihat apa yang dipikirkannya.
Untuk mempraktikkan keyakinan ini Bapak Ir Arif Samil memberikan resep khusus yang sangat berguna dalam pelayanan pada peserta didik. Yaitu berupa 18 kartu resep yang bisa digunakan jika kita sebagai guru merasa stress dan tidak bisa melakukan yang terbaik dalam mengubah perilaku peserta didik. Resep yang sudah dicoba pada saat demonstrasi tantangan dan dalam kelompok ini cukup praktis untuk dilaksanakan. Antara lain, 1) Peta Anda bukanlah wilayah seutuhnya, 2) Tidak ada kegagalan melainkan umpan balik, 3) Setiap orang memiliki apa yang dibutuhkannya untuk berubah, 4) Jika aku percaya, aku akan melihatnya, 5) Peta yang paling bijak adalah yang menciptakan pilihan, 6) Penolakan mengindikasikan kurangnya hubungan baik, 7) Seseorang melakukan sesuatu atas pilihannya terbaiknya saat itu, 8) Memiliki kemungkinan lebih akan membangkitkan peluang sukses lebih besar, 9) Tubuh dan pikiran adalah satu, 10) Ada niat positif di balik setiap perilaku, 11) Saya mengendalikan pikiran saya dan bertanggung jawab atas hasil yang saya ciptakan, 12) Niat dan perilaku adalah berbeda, 13) Perilaku adalah sumber informasi terbaik dibanding ucapan, 14) Perubahan yang paling sehat datang dari menanggapi niat ketimbang perilaku, 15) Segala sesuatu ber hubungan, 16) Setiap orang tidak bisa mempengaruhi orang lain, 17) Makna komunikasi terlihat dari respon yang didapat dan 18) Tuhan bekerja, demikian pula saya.
Intervensi Tingkat Pembelajaran Menuju Perubahan
Perilaku seseorang akan tampak seperti sebongkah es, kita tidak pernah tahu pikiran yang tersembunyi di balik permukaan tersebut. Oleh karena itu, kita akan bisa memiliki arah tertentu jika memiliki peta yang tepat. Demikian Bapak Ir. Arif Samil, MBA kembali menegaskan pentingnya Struktur Pembelajaran dan Perubahan Manusia.
Selanjutnya, Bapak yang sebelumnya adalah pembicara pada saat Padicika OSIS SMA Tarakanita 1 beberapa waktu lalu menjelaskan bahwa struktur yang nampak pada pembelajaran dan perubahan manusia adalah tingkat ke 5 dan 6 yaitu spiritual dan identitas. Selanjutnya empat tingkatan yang kurang nampak adalah keyakinan nilai, keterampilan, perilaku dan lingkungan yang pada awal workshop sudah dijelaskan. Spiritual adalah purpose yang merupakan tujuan yang lebih esensi. Sedangkan identitas adalah pengenalan diri yang pada kenyataannya sering tertukar dengan peran.
Pembelajaran diri dimulai dengan mengenali identitas diri menuju spiritual. Sekali lagi ditegaskan identitas bukanlah peran, dan spiritual adalah sebuah misi hidup atau panggilan. Baru setelah itu bisa dilakukan perubahan dengan memahami wilayah intervensi ada pada diri atau orang lain. Jika terjadi suatu masalah atau tantangan diri hal yang perlu kita sadari adalah melihat struktur pembelajaran dan perubahan dengan melihat urutan terdalam yaitu 1) lingkungan : informasi terdalam sebelum melakukan sesuatu, 2) perilaku : informasi yang cukup namun tidak tahu yang harus dilakukan, 3) keterampilan : tahu yang dilakukan namun tidak tahu cara melalkukannya, 4) keyakinan dan nilai : yang dilakukan bermakna selaras dengan :belief dan “valueâ€, 5) identitas : keselarasan dengan pikiran dan perasaan diri, dan 6) spiritual / purpose.
Yang harus diingat adalah kita harus mengapresiasi pada identitas sehingga bersikap hati – hati dengan membandingkan orang lain. Koreksi pada perilaku seseorang bukan pada pemikiran orang lain. Resepnya berikan satu kali koreksi lima kali pujian.
Yang tidak kalah menariknya Bapak Ir Arif Samil ini memberikan resep jitu jika terjadi permasalahan dalam lingkup sekolah demi peningkatan mutu sekolah menurut tingkat pemikiran / pembelajaran. Yaitu, setiap level dari peta pembelajaran perlu kita ketahui sebelum kita melakukan aksi. Artinya, kita harus melihat pesoalan dan melihat ada di level mana persoalan tersebut, lalu bisa kita tembak masalahnya. Antara lain, 1) tujuan : berkaitan visi, tujuan besaar eksistensi; 2) identitas : berkaitan dengan peran dan misi, konteks diri dan aturan permainan; 3) nilai keyakinan : berkaitan dengan motivasi: alasan melakukan sesuatu, nilai dan keyakinan; 4) keterampilan: berkaitan dengan persepsi dan arahan; 5) perilaku : berkaitan dengan aksi dan reaksi ; dan 6)lingkungan : berkaitan dengan hambatan dan kesempatan dalam konteks persekolahan.
Pada akhirnya ditegaskan bahwa kita harus punya wacana untuk menghadapi berbagai macam tantangan dapam perspektif mutu sekolah. (santi_tarq)
-
there are no comments yet