Article Detail

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN

Pada saat pandemic ini, semua dilakukan secara digital. Karena itu, semua kegiatan dilakukan secara online. Termasuk juga kegiatan pramuka blok yang dilakukan SMA Tarakanita 1 pada hari Rabu, 9 Juni 2021. Topik yang dikemukakan dalam kegiatan tersebut adalah Pertolongan Pertama pada Kecelakaan. Kegiatan tersebut dipandang penting agar siswi-siswi SMA Tarakanita 1 mengetahui dan dapat melakukan tindakan pertolongan pertama pada saat kecelakaan misalnya setelah olah raga atau pun melihat kecelakaan, seperti yang diungkapkan ibu Kristi saat pengantar acara tersebut mewakili Kepala SMA Tarakanita 1.

                Acara pramuka blok saat ini benar- benar tidak main-main karena narasumbernya berasal dari PMI Jakarta Selatan yang memang mengetahui berbagai hal tentang Pertolongan Pertama pada Kecelakaan.  Pada pembukaannya, bapak Zam Jamil dari PMI Jakarta Selatan mengungkapkan bahwa situasi pandemic yang melanda Indonesia merupakan wabah yang telah menyebabkan meningkatnya kematian di Indonesia secara besar-besaran. Tidak dipungkiri penyebab kematian saat ini juga berasal dari kasus kecelakaan yang banyak terjadi. Oleh karena itu, diharapkan siswi-siswi SMA Tarakanita 1 memiliki pengetahui yang mendasar dan mendalam tentang melakukan pertolongan maksimal tujuh menit setelah terjadi kecelakaan.

                Acara ini terdiri atas dua bagian yaitu bagian pertama adalah Dasar- Dasar P3K dan bagian kedua adalah Peran Remaja dalam P3K. Bagian pertama diungkapkan dasar hukum jika melakukan tindakan pertolongan pertama pada kecelakaan yaitu Pasal 531 KUHP tentang “memberikan tindakan pertolongan pertama dan tentang pelanggaran terhadap orang yang perlu ditolong” dan Pasal 322 KUHP tentang “penyelenggara medis harus menjaga kerahasiaan penderita.” Nah, jika ingin melakukan pertolongan pertama harus diingatkan untuk tetap menggunakan alat pelindung diri secara lengkap. Selain itu, diberikan informasi awal tentang tiga jenis pendarahan yaitu arteri, vena, dan kapiler yang digunakan sebagai langkah awal melakukan tindakan pertolongan.  Demikian juga diberikan informasi penanganan pada pendarahan terbuka dan pendarahan tertutup. Dan, yang sering terjadi adalah pingsan, mimisan dan asma baik di jalan, sekolah maupun di rumah juga turut diberikan secara tepat penanganannya.

                Pada bagian kedua diberikan keterkaitan PMI dengan kerja institusi sekolah dalam bentuk kegiatan palang merah remaja. Hal tersebut penting apalagi saat ini akan memasuki kegiatan tatap muka di sekolah. Pada bagian kedua ini  juga ada dasar hukumnya, antara lain Permendikbud No. 39 tahun 2008 tentang pembinaan kesiswaan, Permendikbud no 62 tahun 2014 tentang kegiatan ekstrakurikuler, Permendikbud no 23 tahun 2005 tentang penumbuhan budi pekerti, dan yang tidak kalah penting adalah kesepakatan bersama antara Mendikbud dengan Ketua Umum PMI no 1/1/KB/2012, Nomor 0317/MOU-PMI Kemdikbud/II/2012 tentang Pembinaan dan Pengembangan Kegiatan Kepalangmerahan di kalangan pendidik, tenaga kependidikan dan peserta didik. Inti materi pada bagian kedua ini terdiri atas tiga hal yaitu Tri Bakti PMR, Peran PMR di masa pandemic Covid 19, dan Tindakan PMR dalam memutus mata rantai Covid 19. Tri Bakti PMR berisi berbakti kepada masyarakat, mempertinggi keterampilan dan memelihara kebersihan dan Kesehatan, dan mempererat persahabatan nasional dan internasional. Peran PMR di masa pandemic covid 19 adalah menjadi peer educator di masyarakat terkait informasi pencegahan penularan covid 19 dan isolasi mandiri, sosialisasi tentang pentingnya 5M, dan menyebarkan informasi terkait donor darah plasma konvalesen di sosial media. Tindakan yang dapat dilakukan PMR dalam memutus mata rantai covid 19 antara lain PMR perlu mengenali diri sendiri, mengenal musuh (Covid 19) dan mengenali medan perang (wilayah tinggal)

Ada bekal yang diberikan dari PMI agar kita dapat mencegah covid 19 yaitu menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, antara lain   minum air putih minimal 8 gelas sehari, istirahat cukup, bila batuk ditutup, olah raga, menjaga kebersihan lingkungan sekitar, tidak merokok, makan bergizi, cuci tangan dengan sabun dan lain sebagainya yang akhirnya ditutup dengan berdoa. Selanjutnya diberikan pula tas siaga yaitu peralatan yang harus dibawa saat tatap muka sekolah nanti yaitu tisu basah dan kering, botol minum, jaket yang nyaman, helm jika naik ojek, masker, kantong untuk masker bekas, semprot desinfektan, hand sanitizer, multivitamin, alat makan, sabun dan sebagainya.

Acara yang berlangsung sekitar dua jam ini dilanjutkan dengan aktivitas tanya jawab dan penulisan refleksi. Rupanya anak-anak SMA Tarakanita 1 sangat antusias menanyakan pertolongan pertama pada berbagai penyakit misalnya penyakit jantung, pendarahan, penanganan luka, asam lambung, keseleo dan berbagai risiko penyakit lainnya. Dan ditanyakan pula penanganan asam lambung, kejang-kejang, ketepatan penggunaan minyak kayu putih pada orang pingsan, ketepatan balsam untuk mengobati luka dan lain-lain. Dan, yang terakhir aktivitas ditutup dengan menuliskan refleksi tentang kebermanfaatan kegiatan ini.

Semoga kita selalu sehat dan menjaga protokol kesehatan.

Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment