news

Pertunjukan teater-drama musikal- The Wizard of Oz yang dimainkan oleh para siswi SMA Tarakanita 1 berhasil memukau para penonton yang hadir memadati ruang pertunjukan gedung perfilman Usmar Ismail pada Minggu, 20 Januari 2019 yang lalu.
Peran utama Dorothy dimainkan dengan baik oleh Theresia Intan, siswi kelas XII IPA. Kepolosan tokoh Dorothy dapat ditampilkan lewat karakter wajah Intan yang tampak seperti gadis lugu nan polos. Begitu pula dengan karakter tokoh-tokoh lain yang diperankan dengan sangat baik, mulai dari tokoh Lion (Klarissia Beatriss), Scarecrow (Alma Chesya), Tinman (Dhanya), Aunty EM (Aurelya Trisha), Glinda (Jessica Morla), OZ (Febronia Maya), Marvel (Andrea Gita), Evil Witch (Palamo Isadora) hingga para pemeran Munchkins.
Meskipun waktu persiapan pementasan yang cukup singkat namun para siswi menunjukkan integritas dan semangat mereka untuk memberikan yang terbaik bagi para penonton yang hadir. Mereka ingin memperlihatkan kepada khalayak, khususnya para siswi dan juga alumni bahwa Teater Tarakanita masih ada dan mampu memberikan suguhan cerita yang menarik.
Selamat kepada seluruh siswi yang terlibat dalam proses pementasan teater-drama musikal The Wizard of Oz.

BI Mengajar memilih SMTA Tarakanita Puloraya sebagai sekolah yang mendapat kesempatan di dalam program BI Mengajar. Tema yang akan disampaikan dalam seminar singkat adalah “Mengenal Lebih Dekat Peran Bank Central Dalam Perekonomian Nasional”. Materi tersebut akan disampaikan oleh bapak Dody Budi Waluyo selaku Deputi Gubernur Bank Indonesia, di ruang auditorium SMTA Tarakanita Pulo raya, Rabu 8 Agustus 2018.
BI Mengajar adalah program Bank Sentral dalam rangkaian HUT ke-65 di bidang pendidikan. Tahun ini SMA Tarakanita 1 dan SMK Tarakanita terpilih ketepatan di dalam program BI Mengajar. Pembicaranya adalah bapak Dody Budi Waluyo. Beliau menyampaikan materi tentang bagaimana peran Bank Sentral di Indonesia, sehingga ada beberapa hal materi yang disampaikan antara lain:
a. Tujuan Bank Indonesia: Bank Indonesia bertujuan mencapai dan memelihara kestabilan NILAI RUPIAH (Kestabilan terhadap barang dan jasa: LAJU INFLASI & Kestabilan terhadap mata uang negara lain: NILAI TUKAR).
b. Tugas pokok Bank Indonesia: Menetapkan & Melaksanakan Kebijakan Moneter, Melakukan pengawasan dan pengaturan makroprudensial/ SSK, Mengatur & Menjaga Kelancaran Sistem Pembayaran.
c. Pengtingya menjaga inflasi yang rendah dan stabil: Meningkatkan Kepastian Dunia Usaha, Menjaga Daya Beli Masyarakat, Menjaga Daya Saing Peers ASEAN.
d. 4 langkah menurunkan inflasi: Ketersediaan Pasokan, Keterjangkauan Harga, Kelancaran Distribusi, Komunikasi yang efektif)
e. Apa saja yang mempengaruhi nilai tukar: impor, ekspor modal keluar, modal masuk, sentimen pasar, kebijakan BI dan pemerintah.
f. Stabilitas sistem keuangan: memberikan kepastian usaha, mendukung ekspor impor, mendorong stabilitas sistem keuangan dan makroekonomi.
g. Peran BI dalam pengeloloan uang rupiah: UU Mata Uang No. 7/2011 : BI bertugas untuk memenuhi kebutuhan uang di masyarakat: Tepat waktu dan dalam kondisi yang layak edar, Jumlah nominal yang cukup, Jenis pecahan yang sesuai.
Setelah penyampaian materi selesai, dilanjutkan dengan serah terima kenang-kenangan antara pihak BI dengan pihak sekolah SMTA Tarakanita. Pihak BI diwakilkan oleh bapak Dody Budi Waluyo sendiri sedangkan pihak SMTA Tarakanita diwakili oleh Sr. Pauletta, CB. Kemudian dilanjutkan denga foto bersama.
Semoga kegiatan ini “BI Mengajar”, sungguh menambah wawasan yang luas mengenai peran Bank Central di Indonesia bagi seluruh komunitas SMTA Tarakanita Puloraya baik guru maupun siswa/siswinya.

Education Fair adalah kegiatan yang umum dilakukan oleh berbagai pihak, khususnya yang bergerak atau terjun di dunia pendidikan.
SMA Tarakanita 1 merupakan salah satu sekolah yang concern (peduli) terhadap kelanjutan pendidikan peserta didiknya. Kegiatan ini dilaksanakan agar para orang tua dan siswi (sekolah khusus putri) dapat merencanakan lebih awal arah tujuan mereka setelah menyelesaikan pendidikan di jenjang menengah atas.
Carreer Day nama yang digunakan untuk kegiatan Education Fair ini diikuti tidak hanya para siswi kelas XII, namun jg mulai dari kelas X. Hal ini dilakukan dengan harapan para orang tua dan siswi sudah mulai mempersiapakan pendidikan lanjutan setelah lulus sejak dini. Apa saja dan berapa biaya yang dibutuhkan saat mereka melanjutkan pendidikan nanti.
Kegiatan ini diikuti lebih dari 40 Universitas dan Sekolah Tinggi swasta dan negeri yang ada baik di Indonesia serta Universitas di Luar Negeri.
Ayoo tentukan masa depanmu dari sekarang!

Sekolah adalah tempat para siswi menimba ilmu yang nantinya akan dipergunakan untuk bekal hidup mereka. Namun di SMA Tarakanita 1 ini para siswi tidak hanya dibekali ilmu teori saja, tetapi hal yang tidak kalah penting yakni pendidikan karakter dan juga pendidikan spiritual-religiositas.
Seperti khotbah yang disampaikan Romo Ponco (Pastor Paroki Yohanes Penginjil-Blok B) dalam Misa Bulanan, menekankan bahwa para wanita turut ambil bagian dalam perjuangan bangsa Indonesia. Romo menyampaikan bahwa para siswi haruslah meneladan sosok Srikandi yang tangguh dan berani, namun juga tetap anggun.
Mampukah para gadis tarakanita ini menjadi Srikandi? Semua ada ditangan mereka.

Guru adalah profesi mulia yang mungkin saat ini sudah mulai jarang diminati. Anak zaman sekarang cenderung memilih cita-cita atau pekerjaan yang memiliki nilai prestis, atau yang lebih kekinian.
Banyak anak sekarang yang memilih untuk membuka usaha sendiri (menjadi seorang enterpreneur) ketimbang menjadi seorang ahli atau peneliti bahkan pengajar (mungkin guru atau dosen).
Meskipun profesi guru bukanlah menjadi pilihan utama anak zaman sekarang, namun profesi tersebut tetaplah penting dalam pembentukan pendidikan dan karakter anak selama menempuh pendidikan dasar di sekolah.
Oleh karena itu, SMA Tarakanita 1 yang begitu peduli terhadap kualitas pendidikan anak menerapkan peningkatan kualitas guru dengan memberikan waktu khusus untuk para guru mengembangkan diri agar tetap bisa mengikuti perkembangan zaman. Terutama berkaitan dengan pembelajaran berbasis teknologi.
Apakah kita benar terpanggil menjadi sosok "guru" yang sesungguhnya?